Makalah Filsafat Ilmu


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Filsafat Ilmu adalah salah mata kuliah semester genap yang harus diikuti oleh mahasiswa, mahasiswa dituntut untuk memahami, mempelajari dan mengamalkan sebuah ilmu dalam kehidupan bermasyarakat,
            Dalam erat kaitanya sebuah masalah kerap kali memaksa kita untuk menggunakan filsafat untuk menyatakan sebuah jalan kebenaran, diantaranya berfikir rasional dan posibel atau masuk dalam akal pikiran halayaknya manusia sebagai pendukung atau juga sebagai definisi penguat dari artian logika itu sendiri.
            Dari sebuah tuntutan masalah diatas, maka kami mencoba untuk menjelaskan tentang Filsafat Ilmu dalam kaitanya mengenai Manusia Dalam Perkembangan Pengetahuan  ruang lingkup ini yang menjadi tugas mata kuliah filsafat ilmu yang diberikan oleh dosen kepada kelompok kami.


B.     RUMUSAN MASALAH
1.         Rasa ingin tahu
2.         Perkembangan pengetahuan manusia
3.         Sumber- sumber pengetahuan

C.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi tugas yang dibebankan pada kami, dan dimaksudkan untuk mengenalkan dan mempelajari tentang hakekat pengetahuan yang ada di alam semesta ini, khususnya pengetahuan yang  dimilki oleh manusia.

D.    METODE PENGUMPULAN DATA

Metode dalam pengumpulan data yang kami buat adalah diantaranya: referensi buku panduan, browsing internet, dan bimbingan dosen mata kuliah filsafat ilmu

E.     SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun dengan urutan sebagai berikut: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data,sistematika penulisan, pokok pembahasan, penutup dan daftar pustaka. 
BAB II
PEMBAHASAN

1.      RASA INGIN TAHU

      Sebuah pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu tentang sesuatu, entah itu bersifat materi maupun non materi, rasa keingintahuan ini telah dicap sebagai suatu ciri khas manusia yang selalu ingin tahu, apa bagaimana, dan mengapa suatu benda atau alam semesta itu ada.
       
      Rasa ingin tahu ternyata tidak hanya dimiliki oleh manusia saja, namun hewanpun mempunyai rasa ingin tahu, rasa ingin tahu yang dimiliki hewan ternyata hanya sebatas untuk kelestarian perkmbangbiakan hidupnya saja dari zaman ke zaman berlalu, heman selalu berpetualang dari tempat satu ketempat lainya untuk memenuhi rasa keingin tahuanya apakah ditempat yang itu terdapat makanan dan aman untuk proses perkembang biakan hewan tersebut atau oleh Asimov (1972) disebut idle curiousity[1]

      Rasa ingin tahu yang dimiliki manusia adalah rasa ingin tahu yang terus berkembang tidak hanya untuk perkmbangbiakan hidupnya saja, manusia juga mempunyai rasa ingin tahu tentang alam ini, rasa ingin tahu tentang dirinya sendiri,

2.      PERKEMBANGAN PENGETAHUAN MANUSIA

      Sebuah Pengetahuan dengan sendirinya akan ada manakala rasa ingin tahu itu muncul dari pemikiran manusia, manusia mempunyai rasa ingin tahu untuk menjaga tubuhnya  agar tetap hangat, membuat tempat tinggal, dari rasa ingin tahu ini manusia mulai berfikir dengan apa mereka membuat sebuah baju dan tempat tinggal, proses dari keinginan hingga memikirkan cara memperoleh atau membuat, itulah yang disebut pengetahuan,
     
        pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.2
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.
      Penggunaan pengetahuan yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru menjadikan manusia sebagai maluk hidup akumulasi pengetahuan, pengetahuan tidak semata-mata timbul begitu saja, melainkan banyak sumber-sumber dari pengetahuan itu sendiri yang menciptakan dan mengkombinasikan pengetahuan secara tradisional maupu modern dengan mengikuti berbagai teknologi.
     
      Pengetahuan selalu mengalami perkembangan dari zaman ke zaman untuk menemukan sebuah nilai kebebaran, nilai kebenaran inilah yang nantinya sebagai jawaban dari rasa ingintahu itu, didalam perkembangan pengetahuan yang terus berjalan nampaknya tak lepas dari yang namanya batasan pengetahuan. Batasan – batasan itu ialah adanya kaum dogmatis, dan kaum skeptisis


Adapu sumber pengetahuan yang sering kita jumpai:

      Sumber pertama yaitu kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama, adalah berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini biasanya berbentuk norma-norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari

      Sumber kedua yaitu pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas kesaksian orang lain, juga masih diwarnai oleh kepercayaan. Pihak-pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat dipercayai adalah orangtua, guru, ulama, orang yang dituakan, dan sebagainya. Apa pun yang mereka katakan benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik

Sumber ketiga yaitu pengalaman indriawi. Bagi manusia, pengalaman indriawi adalah alat vital penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit, orang bisa menyaksikan secara langsung dan bisa pula melakukan kegiatan hidup.

      Sumber keempat yaitu akal pikiran. Berbeda dengan panca indera, akal pikiran memiliki sifat lebih rohani. Karena itu, lingkup kemampuannya melebihi panca indera, yang menembus batas-batas fisis sampai pada hal-hal yang bersifat metafisis. Kalau panca indera hanya mampu menangkap hal-hal yang fisis menurut sisi tertentu,

      Sumber kelima yaitu intuisi. Sumber ini berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan indera maupun olahan akal pikiran[3]



Khususnya dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, terdapat dua jenis utama pengetahuan
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda.
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit.
Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi
Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:

      Pengetahuan ada bermula dari adanya rasa ingin tahu, dan ilmu adalah pengembangan dari pengetahuan yang telah diperoleh dari rasa ingin tahu, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang


DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Suriasumantri.Filsafat Ilmu,PUSTAKA SINAR HARAPAN.Jakarta.1996.
Drs Mawardi, Hidayat Nur.IAD-ISD-IBD.PUSTAKA SETIA.Bandung 2002.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan


1      idle curiousity disebut juga insting,untuk mempertahankan kelestarian hidupnya saja, lihat Drs, mawardi, hidayat nur. IAD-ISD-IBD.Pustaka Setia,Bandung.2002.hal 12
2      Meliono, Irmayanti, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.

[2]               kaum dogmatis: kaum yang menerima pengetahuan secara yakin tanpa pengujian scara kritis,
kaum skeptis: kaum yang  ragu terhadap kebenaran pengetahuan yang diperoleh manusia
[3]              lihat buku (Suhartono, 2008).

0 Response to "Makalah Filsafat Ilmu"

Post a Comment

"Terimakasih atas kunjungan anda, semoga apa yang kami share, dapat bermanfaat"